Mengapa Komponen Aktif Lebih Mahal Daripada Komponen Pasif
Mengapa Komponen Aktif Lebih Mahal Daripada Komponen Pasif
Elektronik adalah bagian penting dari dunia modern kita dan digunakan di hampir semua industri. Perangkat ini bergantung pada berbagai komponen penting untuk berfungsi dengan baik. Namun, komponen aktif lebih mahal daripada komponen pasif. Artikel ini membahas perbedaan antara kedua jenis komponen elektronik tersebut. Anda akan belajar mengapa komponen aktif lebih mahal dan mengapa komponen pasif lebih murah.
Transistor
Ada dua tipe dasar komponen elektronik: aktif dan pasif. Komponen aktif digunakan untuk menghasilkan daya, sedangkan komponen pasif digunakan untuk menyimpannya. Kedua jenis ini penting dalam perangkat elektronik, karena mereka memastikan bahwa peralatan elektronik bekerja seperti yang diharapkan. Namun, ada beberapa perbedaan penting antara komponen elektronik aktif dan pasif.
Transistor adalah komponen aktif, dan merupakan perangkat semikonduktor yang membutuhkan daya eksternal untuk berfungsi. Transistor dapat meningkatkan atau mengurangi arus yang mengalir dalam sebuah sirkuit. Transistor juga dapat mengubah arah aliran listrik.
Induktor
Komponen aktif adalah komponen yang menghasilkan arus atau tegangan, sedangkan komponen pasif tidak. Perbedaan antara komponen aktif dan pasif tidak hanya pada tampilan fisiknya, tetapi juga pada fungsinya. Komponen aktif memiliki fungsi untuk memperkuat daya, sedangkan komponen pasif tidak memiliki tujuan.
Pada dasarnya, komponen aktif memerlukan sumber energi eksternal untuk bekerja. Komponen pasif tidak menghasilkan energi, tetapi menyimpan energi dan mengontrol aliran arus. Contoh komponen aktif adalah transistor, sedangkan komponen pasif adalah resistor.
Induktor menyaring sinyal frekuensi tinggi
Induktor dapat digunakan dalam sirkuit listrik untuk menyaring sinyal frekuensi tinggi. Cara kerjanya adalah dengan mengurangi frekuensi sinyal ke frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi input. Umumnya, para insinyur mencari rasio yang turun ke 1/(2*x)1/2. Mereka juga ingin mengetahui frekuensi sudut, yang dapat ditentukan secara grafis. Sumbu x menampilkan frekuensi, sedangkan sumbu y menunjukkan penguatan.
Salah satu cara untuk menentukan induktansi induktor adalah dengan mengukur tegangan pada induktor. Hal ini akan membantu Anda menentukan sensitivitas induktor terhadap sinyal frekuensi tinggi. Induktansi juga dapat diukur dengan menggunakan frekuensi sudut. Perlu diingat bahwa induktansi bukanlah pengukuran yang tepat, karena rangkaian selalu mengalami rugi-rugi.
Transistor adalah penguat dan sakelar
Transistor adalah perangkat listrik yang digunakan untuk mengontrol sinyal. Transistor terdiri dari dua komponen dasar: emitor dan kolektor. Bagian emitor dari transistor adalah bias maju, dan bagian kolektor adalah bias mundur. Ketika sebuah transistor beroperasi di daerah aktifnya, sisi kolektor akan menunjukkan kurva yang sedikit melengkung. Daerah kolektor adalah bagian terpenting dari sebuah transistor karena di sinilah arus kolektor paling stabil.
Transistor dapat diklasifikasikan sebagai semikonduktor tipe-p atau tipe-n. Ketika digunakan sebagai sakelar, mereka berfungsi dengan cara yang mirip dengan amplifier. Mereka dapat bertindak sebagai sakelar dengan mengubah arus yang melewati basis.
Induktor bersifat non-timbal balik
Induktor bersifat non-timbal balik jika dua atau lebih dihubungkan secara paralel, dan tidak ada induktansi timbal balik di antara keduanya. Ini berarti bahwa jumlah induktansi totalnya akan lebih kecil daripada jumlah induktansi masing-masing. Ini adalah kasus untuk induktor paralel, di mana kumparan disusun berlawanan arah.
Induktansi timbal balik adalah cara lain untuk mendefinisikan timbal balik. Rangkaian ekivalen adalah rangkaian di mana bagian primer dan sekunder memiliki induktansi timbal balik yang sama. Dalam transformator resiprokal, bagian kedua tidak kehilangan energi selama penggabungan magnetik, sehingga tidak mewakili energi yang disatukan.
Induktor tidak memerlukan sumber energi eksternal
Induktor menyimpan energi dengan mengubah kekuatan medan magnet sebagai respons terhadap jumlah arus yang mengalir melaluinya. Semakin kuat arusnya, semakin kuat medan magnetnya, dan semakin banyak energi yang disimpan. Properti ini unik untuk induktor dibandingkan dengan resistor, yang umumnya menghilangkan energi dalam bentuk panas. Selain itu, jumlah energi yang tersimpan dalam induktor tergantung pada jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Tujuan utama induktor adalah untuk menyimpan energi. Ketika arus listrik melewati induktor, medan magnet diinduksi dalam konduktor. Selain itu, medan magnet yang diinduksi melawan laju perubahan arus atau tegangan. Akibatnya, arus DC yang stabil akan melewati induktor, yang dilambangkan dengan huruf L. Properti ini membuat induktor berguna dalam aplikasi daya besar di mana mereka tidak dapat diganti dengan komponen listrik konvensional.
Tinggalkan Balasan
Ingin bergabung dalam diskusi?Jangan ragu untuk berkontribusi!