Mikrokontroler Vs Mikroprosesor

Mikrokontroler Vs Mikroprosesor

Mikrokontroler dan mikroprosesor adalah dua jenis chip komputer. Yang pertama menggunakan teknologi semikonduktor dan cocok untuk berbagai penggunaan, sedangkan yang kedua lebih bertenaga dan dapat menjalankan jutaan instruksi per detik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Mikrokontroler lebih murah dan membutuhkan lebih sedikit memori dan daya komputasi.

Mikrokontroler lebih cocok untuk aplikasi berdaya rendah

Mikrokontroler memiliki konsumsi daya yang rendah dan lebih cocok untuk aplikasi berdaya rendah daripada mikroprosesor. Hal ini karena mikrokontroler modern memiliki beberapa mode daya rendah. Mikroprosesor, di sisi lain, memerlukan perangkat keras eksternal yang mungkin tidak dioptimalkan untuk operasi berdaya rendah. Periferal internal mikrokontroler dioptimalkan untuk beroperasi dalam mode tertentu dan mengkonsumsi daya minimal.

Mikrokontroler sering digunakan sebagai prosesor sinyal digital. Mereka digunakan dalam aplikasi di mana sinyal analog yang masuk berisik dan tidak dapat diterjemahkan ke nilai digital standar. Mereka dapat mengubah sinyal analog yang bising menjadi sinyal digital, memungkinkan mereka berfungsi sebagai sensor untuk berbagai sensor dan perangkat lain. Mereka sering ditemukan di mesin kantor, ATM, dan sistem keamanan.

Mereka membutuhkan daya komputasi yang lebih sedikit

Mikrokontroler lebih kecil dan membutuhkan daya komputasi yang lebih sedikit daripada mikroprosesor. Mereka digunakan dalam sistem tertanam di mana mereka dapat melakukan berbagai tugas tanpa memerlukan banyak daya. Sebaliknya, mikroprosesor lebih bertenaga tetapi biasanya membutuhkan daya eksternal yang besar. Akibatnya, harga mikrokontroler cenderung lebih rendah daripada mikroprosesor.

Mikroprosesor biasanya digunakan dalam sistem yang besar dan kompleks, yang membutuhkan lebih banyak daya pemrosesan. Mikrokontroler lebih kecil dan memiliki tugas yang spesifik dan telah ditentukan sebelumnya. Mereka memiliki jumlah memori yang terbatas. Mikrokontroler sering digunakan dalam sensor suhu, perangkat penginderaan cahaya, dan aplikasi industri lainnya.

Mereka lebih murah daripada mikroprosesor

Mikroprosesor lebih kompleks daripada mikrokontroler, sehingga umumnya lebih cocok untuk sistem kelas atas yang membutuhkan memori dalam jumlah besar dan periferal lainnya. Mereka juga cenderung memiliki lebih banyak kompleksitas internal, dengan banyak fitur seperti floating point perangkat keras, memori cache yang besar, dan CPU yang cepat. Meskipun mikrokontroler lebih murah, mereka umumnya lebih mudah ditemukan.

Mikrokontroler sering digunakan pada perangkat yang lebih kecil, yang membuatnya lebih murah daripada mikroprosesor. Mereka dapat digunakan dalam sistem tertanam, dan tidak memerlukan catu daya khusus. Dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler dapat berjalan selama berbulan-bulan dengan satu baterai.

Mereka memiliki daya pemrosesan yang lebih rendah

Mikrokontroler adalah prosesor kecil, yang lebih murah daripada mikroprosesor. Ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk game dan keamanan rumah yang kompleks. Tidak seperti mikroprosesor, mikrokontroler tidak memiliki memori internal. Hal ini memungkinkannya menggunakan memori eksternal untuk menyimpan data dan operasi. Ini juga memiliki konsumsi daya total yang lebih rendah, membuatnya lebih cocok untuk perangkat yang berjalan dengan daya tersimpan. Mikrokontroler juga memiliki mode hemat daya untuk menghemat daya.

Perbedaan antara mikrokontroler dan mikroprosesor terletak pada daya pemrosesan internalnya. Mikroprosesor memiliki memori dalam jumlah besar, biasanya 512 MB. Mikrokontroler memiliki jumlah memori yang relatif kecil, berkisar antara 32 KB hingga 2 MB. Mikrokontroler tidak memiliki memori sebanyak itu dan oleh karena itu tidak mengkonsumsi energi sebanyak mikroprosesor.

0 balasan

Tinggalkan Balasan

Ingin bergabung dalam diskusi?
Jangan ragu untuk berkontribusi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *